Yang saya maksud dengan penyakit kita pada judul itu adalah penyakit kita selaku orang Islam. Kita sedang mengidap suatu penyakit yaitu penyakit perpecahan. Umat Islam tidak lagi menjadi saatu umat yang utuh teguh seperti masa Rosulullah. Kita senang bercerai berai sehingga hilang semua kekuatan kita. Kita tidak lagi ditakuti oleh musuh-mush kita bahkan menjadi sebuah permainan musuh kita. Bagaikan macan yang dimainkan oleh pawangnya.
Penyakit kita yang demikian ini sudah disinyalir oleh Rosulullah tatkala beliau masih hidup di tengah-tengah ummatnya. Sabda beliau:
(HR. Ahmad dan Abu Daud dan juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dan juga mirip dengannya dari hadits Auf bin Malik radhiallahu ‘anhu)
Perpecahan kita terjadi karena kita sudah jauh meninggalkan keteladanan Rosulullah, tidak terasa kita menjauhi sunah beliau sejengkal demi sejengkal akhirnya semakin jauh. Apa-apa yang sudah sempurna dalam sunah beliau tapi kita masih ingin menambah-nambahnya lagi karena merasa ingin lebih sempurna lagi. Lalu kita kerjakan apa yang tidak pernah dikerjakan oleh beliau dan kita lakukan apa-apa yang tidak pernah disuruh dan tidak dianjurkannya. Akhirnya timbullah ishraf atau sikap berlebihan dalam ibadah yang seolah-olah kita beranggapan bahwa apa-apa yang telah dicontohkan oleh Rosulullah itu masih kurang sempurna. Akibatnya setiap orang berbuat menurut persepsinya masing-masing sehingga tatkala ditunjukkan perbuatan yang sesuai dengan sunnah Rosulullah, dianggaplah bahwa hal itu sebagai sesuatu yang baru.
Marilah kita renungkan pesan Rosulullah berikut ini:
عن العرباض بن سارية قال: صلى بنا رسول الله ذات يوم ثم أقبل علينا فوعظنا موعظة بليغة ذرفت منها العيون ووجلت منها القلوب، فقال قائل: يا رسول الله كأن هذه موعظة مودع، فماذا تعهد إلينا؟ فقال: أوصيكم بتقوى الله والسمع والطاعة وإن عبدا حبشيا؛ فإنه من يعش منكم بعدي فسيرى اختلافا كثيرا، فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء المهديين الراشدين، تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
KA
Allah telah berpesan dalam Al Qur'a, surat Ali Imran ayat 3: |
103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.Betapa beratnya penyakit kita saat ini padahal obatnya sudah ada di hadapan kita tapi kita tidak mau menggunakannya karena kita merasa bahwa kita tidak sedang sakit. Inilah egoisme kita. Wallahu a'lam. |
B
BetapBe
aaa
PP
No comments:
Post a Comment