Katakanlah, Anda sudah berzakat, sudah membayar hak orang lain, sudah menyelaraskan impian, sudah menyempurnakan ikhtiar, dan sudah memahami cara meminta (kepada Allah-Pen.). Nah, kalau itu semua sudah, terus apalagi? Anda pun berharap mengalami sebuah keajaiban. ....
Kadang, kita suka berpikir muluk-muluk. Terutama soal keajaiban. Suatu peristiwa yang sangat dramatis, itulah yang kita anggap sebagai keajaiban. Umpamanya:
- Rugi ratusan juta.. Tahu-tahu Anda untung dalam hitungan jam!
- Berutang milyaran. Tahu-tahu utang Anda lunas dalam seminggu!
- Sakit keras selama sebulan. Tahu-tahun Anda sembuh dalam sehari!
- Mengalami kecelakaan maut. Tahu-tahu Anda selamat!
- Divonis mandul. Tahu-tahu ANda punya anak!
- Maka ANa pun menganggap itu semua sebagai keajaiban!
- Ketika Anda tidak pernah rugi ratusan juta...
- Tidak pernah berutang milyaran...
- Tidak pernah sakit keras selama sebulan...
- Tidak pernah mengalami kecelakaan maut...
- Tidak pernah divonis mandul ...
- Bukankah itu artinya Anda tengah menikmati keajaiban setiap detiknya? Betulbetul setiap detiknya!Sadarkah Anda?
Di mana:
- tidak perlulah Anda menunggu rugi ratusan juta dulu, baru mau bersyukur.
- menunggu berutang milyaran dulu, baru mau bersyukur.
- menunggu sakit keras selama berbulan-bulan dulu, baru mau bersyukur.
- menunggu mengalami kecelakaan maut dulu, baru mau beryukur.
(Dipetik dari: Percepatan Rezeki dalam 40 Hari dengan Otak Kanan karya Ippho 'Right' Santosa)
BAHAN REFLEKSI DIRI
surah / surat : Al-Ma'aarij Ayat : 19 |
inna al-insaana khuliqa haluu'aan |
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. |
surah / surat : Al-Ma'aarij Ayat : 20 |
idzaa massahu alsysyarru jazuu'aan |
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, |
surah / surat : Al-Ma'aarij Ayat : 21 | ||||||||||||
wa-idzaa massahu alkhayru manuu'aan | ||||||||||||
21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, | ||||||||||||
| ||||||||||||
1 comment:
manusia wajib berusaha, tapi Alah yang menentukan keberhasilan
Post a Comment