Imam Algozali mengumpamakan hati itu bagaikan cermin.
Kalau cermin bersih dan bening maka akan mudah menerima cahaya dan memantulkannya kembali ke sekitarnya. Tapi kalau ia kotor maka akan gelap dan tidak bisa menerima cahaya dari luar. Kira-kira demikian pula hati kita. Di kala hati kita bersih, kita akan mudah menerima hidayah dan nasihat yang akan membawa kepada keselamatan dan ketenangan baatin. Sebaliknya kalau hati kita kotor maka kita akan sulit menerima segala bentuk kebenaran. Karena itu Allah berfirman dalam surat As Syams:
| |||||||||||||
Yang membuat jiwa kita kotor adalah penyakit hati seperti iri, dengki, hasud, rakus, takabur, dan sebagainya.
| |||||||||||||
Rosulullah s.a.w bersabda, "Jauhilah olehmu sifat dengki, karena kedengkian itu bisa melumatkan kebaikan sebagaimana api melumatkan kayu bakar".
Segala penyakit hati itu bisa sirna dengan senantiasa "dzikrullah" yakni mengingat SWT. Dzikrullah dalam arti sempit adalah mengucapkan LAA ILAAHA ILALLAH sedangkan dzikir dalam arti yang luas adalah senantiasa menjaga diri dari segala perbuatan makshiat karena meyakini bahwa segala amal perbuatan itu selalu diawasi oleh Allah SWT. | |||||||||||||
Firman ALlah dalam Surat Ar Ro'du ayat 28:
| |||||||||||||
| |||||||||||||
Sikap selalu mengingat Allah berarti akan senantiasa menjaga diri dari segala dosa dankemaksiyatan. Itulah sebabnya hati akan menjadi tentram. Lain halnya dengan orang yang berbuat dosa dan kemaksiyatan, maka hatinya tidak akan berada dalam ketenangan. Selalu merasa dikejar-kejar oleh dosanya sendiri.
baarokallaahu lii walakum
| |||||||||||||
No comments:
Post a Comment