Friday, June 29, 2012

BERPUASA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MANUSIA

Melatih Diri Memahami Alam Malaikat

Manusia adalah makhluk Allah yang dilengkapi dengan unsur materi dan immateri. Unsur materi berupa jasad yang kasat mata, dapat dilihat dan diraba. Sedangkan yang immateri adalah  (ruh) yang tidak bisa dilihat tapi bisa diamati eksistensinya berdasarkan  fenomenanya berupa tingkah laku. Kita bisa membedakan, mana jasad yang ada ruhny adan yang tidak.  Pengetahuan manusia tentang ruh (jiwa) ini sangat sedikit dibandingkan dengan ilmu Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an:

surah / surat : Al-Israa' Ayat : 85
wayas-aluunaka 'ani alrruuhi quli alrruuhu min amri rabbii wamaa uutiitum mina al'ilmi illaa qaliilaan

85. Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".


Jasad memiliki kebutuhan berupa hal-hal yang bersifat materi seperti makanan dan  minuman sehingga dari segi ini perbedaan antara manusia dan hewan tidak terlalu berjauhan,  Sedangkan ruhani kebutuhannya berupa hal-hal bersifat immateri seperti rasa aman, rasa senang, butuh ilmu pengetahuan dan sebagainya.


Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Namun dia bisa terjatuh kepada derajat yang serendah-rendahnya yaitu kaepada derajat hewan, kalau dia hanya mengurus dan memikirkan masalah-masalah perut  dan di bawah perut saja. 

surah / surat : Al-A'raf Ayat : 179
walaqad dzara/naa lijahannama katsiiran mina aljinni waal-insi lahum quluubun laa yafqahuuna bihaa walahum a'yunun laa yubshiruuna bihaa walahum aatsaanun laa yasma'uuna bihaa ulaa-ika kaal-an'aami bal hum adhallu ulaa-ika humu alghaafiluuna
179. Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Kedatangan azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dengan cara istidraj [584].

[584] Yaitu: dengan membiarkan orang itu bergelimang dalam kesesatannya, hingga orang itu tidak sadar bahwa dia didekatkan secara berangsur-angsur kepada kebinasaan.
 Puasa dalam Islam adalah menahan diri dari makan, minum dan hubungan suami isteri dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Perbuatan yang asalnya dihalalkan menjadi haram untuk sementara. Jelaslah di sini merupakan bentuk pelatihan bagi manusia agar dia tidak selalu bergelimang dalam hal-hal yang berhubungan dengan materi semata. Manusia mempunyai potensi untuk meningkatkan derajat dirinya kepada tingkat yang lebih tinggi yaitu tingkat kehidupan malaikat. Tingkatan ke arah itu bisa dicapai dengan mengasah ruhani agar tidak selalu dikendalikan oleh hawa nafsu hewani.  Walau pun manusia itu tidak mungkin untuk menjadi malaikat seratus persen, akan tetapi sifat-sifat malaikat dalam arti kepatuhan dan ketaatan kepada perintah Allah dan menjauhi segala larangannya sesuai dengan fitahnya, masih bisa dicapai oleh manusia.


Apabila dia berhasil dalam menempuh pendidikan dan pelatihannya selama satu bulan dengan penuh keimanan serta senantiasa mengevaluasi kekurangan-kekurangan pada dirinya maka dia akan kembali kepada fitrah yaitu watak dasar manusia yang senantiasa cenderung untuk mencintai kebenaran, kejujuran dan keadilan. Dalam kondisi demikian maka sifat-sifat ketaatan dan kepatuhan yang dimiliki para malaikat, akan terserap oleh pribadi-pribadi pemilik fitah itu.









No comments: