Angka Kelipatan Tujuh, Angka Keberuntungankah?
Angka-angka yang berderet pada judul di atas adalah angka yang menunjukkan bilangan abad Masehi dikaitkan dengan perkembangan sejarah bangsa Indonesia yang dalam sejarah dikenal dengan bumi Nusantara. Bilangan abad yang terdiri dari kelipatan angka tujuh itu merupakan momentum puncak kebesaran bangsa di bumi Nusantara.
Pada abad ke-7 berdiri kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Sumatra Selatan dengan rajanya yang terkenal Balaputradewa. Pada saat itu perdagangan di Nusantara mengalami kemajuan dan Sriwijaya menjadi pusat pengembangan ilmu yang berbasiskan agama Buda.
Kerajaan Sriwijaya semakin memudar bersamaan dengan berkembangnya kerajaan Hindu di Jawa. Pada abd ke-14 di pulau Jawa berdiri kerajaan Majapahit yang mengalami puncak kebesarannya pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk yang dibantu oleh Mahapatih Gajahmada yang cerdik dan bijaksana. Wilayah kekuasaanya hampir sama dengan wilayah negara Republik Indonesia saat ini bahkan meliputi Semenanjung Malaka (Malaysia sekarang) dan Champa di Indochina.
Saat ini kita berada pada abad ke-21 yang akan berakhir hingga tahun 2100 nanti. Apakah bangsa kita sudah berada pada puncak kebesarannya? Silakan anda nilai sendiri. Abad ke-21 masih bersisa 88 tahun lagi. Berarti kita masih mempunyai harapan untuk menata masa depan generasi bangsa. Apa yang tidak kita punyai? Perut bumi kita mengandung berbagai barang berharga, laut kita luas, hutan kita terhampar hijau. Namun justru karena minyak bumilah bangsa kita dililit hutang, rakyat didera bencana tanah longsor akibat pembalakan hutan, anak-anak balita kekurangan gizi padahal bumi kita subur. Pasti ada yang salah dari tindakan pengelola negeri ini.
Indonesia oleh sebagian orang Timur Tengah disebutnya Andonesia untuk mendekatkan sebutan itu dengan Andalusia sebuah negeri kaum Muslimin yang mengalami kejayaan di bumi Eropa. Sebutan ini memberikan harapan agar Indonesia menjadi Andalusia di Asia, dan itu pasti bisa. Billi Lim seorang motivator dari negeri jiran Malaysia menyatakan bahwa bintang di Asia pada masa yang akan datang, bukanlah China, bukan India, bukan pula Malaysia, melainkan Indonesia.
Seorang raja dari kerajaan Kediri Jayabaya, yang terkenal dengan ramalannya menyebutkan bahwa kemakmuran dan kejayaan Indonesia itu akan tercapai kelak pada masa pemerintahan NOTONOGORO. Siapakah Notonogoro itu? Lalu muncullah penafsiran bahwa Notonogoro itu merupakan akronim dari NO=Sukarno, TO=Suharto, NO = siapa lagi, GO = siapa lagi, RO = siapa lagi. Hingga saat ini kita sudah memiliki enam orang presiden dari sejak kemerdekaan, yaitu Sukarno, Suharto, Habibi, Abdurrahman Wahid, Megawati, dan Susilo Bambang Yudoyono. Sudah terpenuhikah akronim NOTONOGORO pada enam presiden kita tersebut? Rupa-rupanya kita masih menunggu pemimpin yang dapat mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Marilah kita menyongsong masa depan dengan prestasi kerja yang gemilang. Smoga!
3 comments:
mearik juga nih soal Notonogoro ini...
nice post..
senang bisa berkunjung
Berkunjung juga Ke Blog Gua ya
Terimakasih atas kunjungan anda, kita berjumpa lagi lain waktu
Hallo, salam
Post a Comment