Thursday, March 8, 2012

RASA MALU MERUPAKAN BAGIAN DARI IMAN

Berbuatlah sekehendakmu, tapi ingatlah bahwa segala perbuatan itu akan dimintakan pertanggungjawaban

Rasa malu merupakan rem atau pengekang dari segala bentuk kemaksiatan. Sepanjang rasa malu ini ada terpelihara pada jiwa seseorang maka dirinya akan terjaga dari segala godaan syetan yang mengajak kepada perbuatan dosa. Dengan memiliki rasa malu, orang akan terjaga akhlaknya. Oleh karena itu semua agama samawi mengajarkan kepada umatnya untuk berakhlak mulia yang salah satunya adalah memlihara rasa malu.

Sabda Rosulullah s.a.w, "Sesungguhnya setiap agama mampunyai akhlak, dan akhlak Islam adalah rasa malu," (Riwayat Imam Malik)

Allah berfirman :


surah / surat : Fushshilat Ayat : 40
inna alladziina yulhiduuna fii aayaatinaa laa yakhfawna 'alaynaa afaman yulqaa fii alnnaari khayrun amman ya/tii aaminan yawma alqiyaamati i'maluu maa syi/tum innahu bimaa ta'maluuna bashiirun

Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi dari Kami. Maka apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik, ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari Kiamat? Perbuatlah apa yang kamu kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Kalau tidak merasa malu, manusia dipersilakan oleh Allah untuk berbuat apa saja, tapi harus ingat bahwa segala perbuatan itu tidak ada yang terlepas dari pengawasan Allah SWT dan kelak akan dimintakan pertanggungjawaban.
Dengan kurangnya rasa malu, orang akan berbuat apa saja tanpa mempertimbangkan halal dan haram. Hilangnya rasa malu akan mengakibatkan rusaknya akhlak dan rusaknya akhlak mengakibaatkan rusaknya iman. Itulah sebabnya dikatakan oleh Rosululla s.a.w, "Malu itu bagian dari iman."

Orang yang tidak memiliki rasa malu, sering disebut dengan ungkapan tebal kulit muka. Karena kalau orang merasa malu, biasanya akan memerah mukanya. Orang yang tidak pernah memerah mukanya adalah orang yang kurang rasa malunya karena itu disebut tebal kulit muka. Tentu ini hanya peribahasa saja, bukan berarti bahwa kulit mukanya setebal kulit badak.

Rosulullah bersabda: "Malu itu bagian dari keimanan, dan keimanan itu dapat memasukkan seseeorang ke surga, sedangkan sifaat yang keji adalah sifat kasar, dan sifaat kasar itu menyebabkan masuk neraka (Riwayat Imam Ahmad dan Tirmidzi).  

Timbulnya berbagai penyakit sosial di tengah-tengah masyarakat kita, tentu disebabkan karena orang tidak atau kurang memiliki rasa malu. Tidak malu dijatuhi hukuman oleh negara, bahkan penjara hanya dianggap sebagai tempat istirahat dan rekreasi. Keluar dari penjara, tidak malu berbuat pelanggaran lagi karena sudah siap masuk penjara berulang kali. 

Kalau masih memiliki rasa malu, berarti orang akan terhindar dari segala tindakan kejahatan, keserakahan, korupsi, mengambil yang bukan haknya dan lain-lain. Marilah kita jaga diri kita dari segal bentuk kema'siatan yang akan membawa kepada kehancuran pribadi dan kehancuran masyarakaat, bangsa dan nengara.






No comments: