SHAUM DAN IDUL FITRI
Idul Fitri yang secara etimologis berarti kembali kepada fitrah,yaitu kembali kepada kesucian setelah satu beulan melaksanakan ibadah shaum. Kata "haum" itu sendiri identik dengan kata "imsak" yang artinya menahan. Maka pada dasarnya shaum itu adalah menahan. Dalam hal ini adalah menahan dari segala yang membatalkan shaum mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Apa sajakah yang membatalkan shaum itu? Secara hukum, yang membatalkan shaum adalah makan, minum dan berhubungan suami istri. Namun pada hakikatnya shaum sebagai ibadah pencucian diri, memiliki makna yang lebih dalam dari sekedar menahan hal-hal yang dilarang secara hukum fiqih. Karena shaum merupakan metode dan sarana mensucikan diri, maka kesucian secara hakiki adalah kesucian lahir dan batin. Oleh karena itu shaum harus pula menyentuh kepada pembentukan kesucian batiniyah, dari segala bentuk kekotoran dan penyakit-penyakit batin.
Apakah penyakit batiniyah itu? Penyakit batiniyah adalah penyakit-penyakit ruhani seperti iri, dengki, dzolim, dan sifat-sifat tercela lainnya. Penyakit batiniyah ini timbul akibat dari keangkaraan hawa nafsu yang selalu berusha mengalahkan akal sehat. Akal sehati inilah yang seharusnya memiliki kekuatan dahsyat, karena ia akan berfungsi sebagai antibodi yang akan melawan segala macam bibit penyakit yang merusakkan kesucian hati. Antibodi ini memiliki sifat-sifat keluhuran dan kesucian karena ia senantiasa diberikan cahaya oleh yang Maha Kuasa, karena itu disebut nurani yang berarti "diberi cahaya" sehingga tidak pernah lepas dari hidayah Allah SWT. Nurani tidak senang kepada kepalsuan, kebohongan, kemunafikan dan sejenisnya. Namun apabila keangkaran hawa nafsu itu lebih kuat daripada nurani, maka nurani akan kehilangan cahanya sehingga menjadi redup bahkan gelap atau "dzulumat". Peperangan antara dua kekuatan ini terus berlangsung sepanjang waktu, bergelora dalam jiwa setiap insan, satu sama lain selalu ingin mengalahkan. Itulah sebabnya Rosulullah SAW mengilustrasikan bahwa perang melawan hawa nafsu itu ( Jihadun nafs) merupakan perang yang paling dahsyat.
Shaum itu merupakan latihan, bagaimana agar nurani kita lebih teguh dan senantiasa istiqomah terhadap hidayah Allah sehingga ia mampu mengalahkan hawa nafsu yang akan membawa kepada kegelapan, kecelakaan dan kehancuran. Satu bulan diri kita dilatih untuk menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah, dengan harapan agar kepatuhan itu menjadi sebuah sikap pribadi yang terus berlanjut sepanjang hayat.
Apabila shaum kita berhasil membentuk sikap pribadi yang teguh dan patuh kepada Allah, maka kita akan sampai kepada Idul Fitri yaitu kembali kepada fitrah sebagai bentuk sebuah kemenangan dan keberhasilan.Apabila gagal, berarti shaum kita hanya sebagai tradisi, atau hanya sebagai tanda partisipasi, yaitu ikut-ikutan karena musim shaum lalu kita pun ikut shaum. Karena itu Idul Fitri hanya bagi orang-orang yang shaum saja. Bagi yang tiak melaksanakan shaum, jelas-jelas dia sudah kalah duluan. Marilah kita evaluasi shaum kita. Namun sebesar apa pun kekurangannya, kita tetap berharap semoga Allah SWT menjadikan shaum kita sbegai bukti dari kepatuhan dan ketaatan kita untuk melaksanakan segala perintah-Ny dan menjauhi segala larangan-Nya.Amiin.
No comments:
Post a Comment