Puasa dalam terminologi syari'at Islam dikenal dengan nama shaum yang secara etimologis berarti menahan. Menurut syari'at Islam shaum adalah menahan diri dari segala yang membatalkan mulai dari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Sedangkan hal-hal yang membatalkan shaum itu adalah makan, minum dan berhubungan suami istri.
Ibadah shaum (puasa) merupakan bentuk ibadah yang dikenal oleh setiap agama. Puasa dikenal dalam Hindu, Budha, Katolik bahkan beberapa aliran kepercayaan seperti Shinto dan Konghutsu . Jadi puasa merupakan ibadah yang paling membumi sebab sejak zaman dahulu kala Allah memang sudah menetapkan ibadah puasa ini kepada para Rosul di masa lamapu sebelum Nabi Muhammad s.a.w. Seperti kita baca dalam Firman Allah:
Kalimat yang berbunyi "sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu" menunjukkan bahwa puasa sudah ditetapkan jauh sebelum ummat Nabi Muhammad. Oleh karena itu agama-agama tua di dunia ini cukup kenal dengan ibadah puasa.
Perbedaannya, puasa atau shaum dalam Islam diatur secara normatif oleh syari'at sehingga kalau dilakukan tidak sesuai aturan syari'at maka bukanlah puasa yang benar. Sedangkan agama-agama non Islam tidak mengatur puasa secara teknis, melainkan diserahkan kepada kehendak pelakunya sendiri baik mengenai waktu pelaksanaannya mapun cara melakukannya.
Puasa Romadhon merupakan puasa wajib bagi seorang muslim. Bagi non muslim boleh berpuasa kapan saja dia mau dan tidak merupakan suatu kewajiban. Mau puasa setengah hari, sehari semalam, tujuh hari tujuh malam, boleh-boleh saja. Bahkan ada puasa makan makanan yang dimasak api, puasa makan daging dan lain sebagainya.
Bagaimana kalau non muslim itu berpuasa secara Islam? Tentu oleh saja. Tapi puasa mereka tidak mendapat nilai dari Allah karena tidak melekat pada landasan iman. Karena setiap bentuk ibadah dalam Islam harus selalu dilandasi oleh keimanan kepada Allah SWT.
Ibadah shaum (puasa) merupakan bentuk ibadah yang dikenal oleh setiap agama. Puasa dikenal dalam Hindu, Budha, Katolik bahkan beberapa aliran kepercayaan seperti Shinto dan Konghutsu . Jadi puasa merupakan ibadah yang paling membumi sebab sejak zaman dahulu kala Allah memang sudah menetapkan ibadah puasa ini kepada para Rosul di masa lamapu sebelum Nabi Muhammad s.a.w. Seperti kita baca dalam Firman Allah:
surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 183 |
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu kutiba 'alaykumu alshshiyaamu kamaa kutiba 'alaa alladziina min qablikum la'allakum tattaquuna |
183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, |
Perbedaannya, puasa atau shaum dalam Islam diatur secara normatif oleh syari'at sehingga kalau dilakukan tidak sesuai aturan syari'at maka bukanlah puasa yang benar. Sedangkan agama-agama non Islam tidak mengatur puasa secara teknis, melainkan diserahkan kepada kehendak pelakunya sendiri baik mengenai waktu pelaksanaannya mapun cara melakukannya.
Puasa Romadhon merupakan puasa wajib bagi seorang muslim. Bagi non muslim boleh berpuasa kapan saja dia mau dan tidak merupakan suatu kewajiban. Mau puasa setengah hari, sehari semalam, tujuh hari tujuh malam, boleh-boleh saja. Bahkan ada puasa makan makanan yang dimasak api, puasa makan daging dan lain sebagainya.
Bagaimana kalau non muslim itu berpuasa secara Islam? Tentu oleh saja. Tapi puasa mereka tidak mendapat nilai dari Allah karena tidak melekat pada landasan iman. Karena setiap bentuk ibadah dalam Islam harus selalu dilandasi oleh keimanan kepada Allah SWT.
No comments:
Post a Comment