Thursday, July 26, 2012

PUASA HARUS DILAKSANAKAN ATAS DASAR IMAN

Puasa dalam terminologi syari'at Islam dikenal dengan nama shaum yang secara etimologis berarti menahan. Menurut syari'at Islam shaum adalah menahan diri dari segala yang membatalkan mulai dari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Sedangkan hal-hal yang membatalkan shaum itu adalah makan, minum dan berhubungan suami istri.


Ibadah shaum (puasa) merupakan bentuk ibadah yang dikenal oleh setiap agama. Puasa dikenal dalam Hindu, Budha, Katolik bahkan beberapa aliran kepercayaan seperti Shinto dan Konghutsu . Jadi puasa merupakan ibadah yang paling membumi sebab sejak zaman dahulu kala Allah memang sudah menetapkan ibadah puasa ini kepada para Rosul di masa lamapu sebelum Nabi Muhammad s.a.w.  Seperti kita baca dalam Firman Allah:


surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 183
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu kutiba 'alaykumu alshshiyaamu kamaa kutiba 'alaa alladziina min qablikum la'allakum tattaquuna

183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Kalimat yang berbunyi "sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu" menunjukkan bahwa puasa sudah ditetapkan jauh sebelum ummat Nabi Muhammad. Oleh karena itu agama-agama tua di dunia ini cukup kenal dengan ibadah puasa.


Perbedaannya, puasa atau shaum dalam Islam diatur secara normatif oleh syari'at sehingga kalau dilakukan tidak sesuai aturan syari'at maka bukanlah puasa yang benar. Sedangkan agama-agama non Islam tidak mengatur puasa secara teknis, melainkan diserahkan kepada kehendak pelakunya sendiri baik mengenai waktu pelaksanaannya mapun cara melakukannya.


Puasa Romadhon merupakan puasa wajib bagi seorang muslim. Bagi non muslim boleh berpuasa kapan saja dia mau dan tidak merupakan suatu kewajiban. Mau puasa setengah hari, sehari semalam, tujuh hari tujuh malam, boleh-boleh saja. Bahkan ada puasa makan makanan yang dimasak api, puasa makan daging dan lain sebagainya. 


Bagaimana kalau non muslim itu berpuasa secara Islam? Tentu oleh saja. Tapi puasa mereka tidak mendapat nilai dari Allah karena tidak melekat pada landasan iman. Karena setiap bentuk ibadah dalam Islam harus selalu dilandasi oleh keimanan kepada Allah SWT.



















Friday, July 13, 2012

FATWA TENTANG HUKUM MEROKOK

FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH TENTANG HUKUM MEROKOK

1. Wajib hukumnya mengupayakan pemeliharaan dan peningkatan   derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya suatu kondisi hidup sehat yang merupakan hak setiap orang dan merupakan bagian dari tujuan syari'ah. 

2.  Merokok hukumnya adalah haram karena:                

a. merokok termasuk kategore perbuatan melakukan khoba'its yang dilarang dalam Al Qur'an, 7:157,

b. perbuatan memrokok mengandung unsur menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan dan bahkan merupakan perbuatan bunuh diri secara perlahan sehingga oleh karena itu bertentangan dengan larangan Al Qur'an  2:195 dan 4:29.

c. perbuatan merokok membahayakan diri dan orang lain yang terkena paparan asap rokok sebab rokok adalah zat adiktif dan berbahaya sebagaimana telah disepakati oleh para ahli medis dan para akademisi dan oleh karena itu merokok bertentangan dengan prinsip syari'ah dalam hadis Nabi s.a.w. bahwa tidak ada perbuatan membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain.

d. rokok diakui sebagai zat adiktif dan mengandung unsur racun yang membahayakan walaaupun tidak seketika melainkan dalam beberapa waktu kemudian sehingga oleh karena itu perbuatan merokok termasuk kategori melakukan suatu yang melemahkan sehingga bertentangan dengan hadis Nabi s.a.w. yang melarang setiap perkara yang memabukkan dan melemahkan.

e. Oleh karena merokok jelas membahayakan kesehatan bagi perokok dan orang sekitar yang terkena paparan asap rokok, maka pembelanjaan uang untuk rokok berarti melakukan perbuatan mubadzir (pemborosan) yang dilarang dalam Al Qur,an 17:26-27)
f.Merokok bertentangan dengan unsur-unsur tujuan syari'ah yaitu (1) perlindungan agama, (2) perlindungan jiwa/raga, (3) perlndungan akal, (4) perlindungan keluarga, dan (5) perlindungan harta.


3. Mereka yang belum atau tidak merokok wajib menghindarkan diri dan keluarganya dari percobaan merokok sesuai dengan Al Qur'an 66:6 yang menyatakan, "Wahai orang-orang beriman hindarkanlah dirimu dan keluargamu dari api neraka."

4. Mereka yang telah terlanjur menjadi perokok wajib melakukan upaya dan berusaha sesuai dengan kemampuannya untuk berhenti dari kebiasaan merokok dengan mengingat Al Qur'an 29:69 dan 2:286.

5. Fatwa ini diterapkan dengan mengingat prinsip at-tadry (berangsur), at-taisyr (kemudahan), dan adam al-Yaraj (tidak mempersulit)

6. Dengan dikeluarkannya fatwa ini, maka fatwa-fatwa tentang merokok yang sebelumnya telah dikeluarkan oleh Majlis Tarjih dan Tajid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dinyatakan tidak berlaku.


Difatwakan di Yogyakarta
pada hari Senin 22 Robi'ul Awal 1431 H
bertepatan dengan 08 Maret 2010


            Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah


Ketua,                                                       Sekretaris,


Prof.Dr.H.Syamsul Anwar, M.A.          Drs.H.Dahlan, M.Si


Lampiran Kutipan Ayat-ayat Al Qur'an:

1.


surah / surat : Al-A'raf Ayat : 157
alladziina yattabi'uuna alrrasuula alnnabiyya al-ummiyya alladzii yajiduunahu maktuuban 'indahum fii alttawraati waal-injiili ya/muruhum bialma'ruufi wayanhaahum 'ani almunkari wayuhillu lahumu alththhayyibaati wayuharrimu 'alayhimu alkhabaa-itsa wayadha'u 'anhum ishrahum waal-aghlaala allatii kaanat 'alayhim faalladziina aamanuu bihi wa'azzaruuhu wanasharuuhu waittaba'uu alnnuura alladzii unzila ma'ahu ulaa-ika humu almuflihuuna
157. (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka [574]. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.

[574] Maksudnya: dalam syari'at yang dibawa oleh Muhammad itu tidak ada lagi beban-beban yang berat yang dipikulkan kepada Bani Israil. Umpamanya: mensyari'atkan membunuh diri untuk sahnya taubat, mewajibkan kisas pada pembunuhan baik yang disengaja atau tidak tanpa membolehkan membayar diat, memotong anggota badan yang melakukan kesalahan, membuang atau menggunting kain yang kena najis.


2.
surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 195
wa-anfiquu fii sabiili allaahi walaa tulquu bi-aydiikum ilaa alttahlukati wa-ahsinuu inna allaaha yuhibbu almuhsiniina
195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
3.
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 29
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa ta/kuluu amwaalakum baynakum bialbaathili illaa an takuuna tijaaratan 'an taraadin minkum walaa taqtuluu anfusakum inna allaaha kaana bikum rahiimaan
29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu [287]; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

[287] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.



surah / surat : Al-Israa' Ayat : 26
waaati dzaa alqurbaa haqqahu waalmiskiina waibna alssabiili walaa tubadzdzir tabdziiraan
26. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

surah / surat : Al-Israa' Ayat : 27
inna almubadzdziriina kaanuu ikhwaana alsysyayaathiini wakaana alsysyaythaanu lirabbihi kafuuraan
27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
4.
surah / surat : Al-'Ankabuut Ayat : 29
a-innakum lata/tuuna alrrijaala wataqtha'uuna alssabiila wata/tuuna fii naadiikumu almunkara famaa kaana jawaaba qawmihi illaa an qaaluu i/tinaa bi'adzaabi allaahi in kunta mina alshshaadiqiina
29. Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun [1150] dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar".
5.
surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 286
laa yukallifu allaahu nafsan illaa wus'ahaa lahaa maa kasabat wa'alayhaa maa iktasabat rabbanaa laa tu-aakhidznaa in nasiinaa aw akhtha/naa rabbanaa walaa tahmil 'alaynaa ishran kamaa hamaltahu 'alaa alladziina min qablinaa rabbanaa walaa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bihi wau'fu 'annaa waighfir lanaa wairhamnaa anta mawlaanaa faunshurnaa 'alaa alqawmi alkaafiriina
286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

TAMBAHAN:

Gangguan tubuh akibat rokok





Anak-anak yang menjadi perokok








Anekdot

Beberapa kebaikan yang akan dialami perokok:
 
 1. Akan kelihatan selalu muda karena  sejak muda sudah meninggal dunia.
2. Tidak akan kedatangan maling di malam hari karena di malam hari batuk terus, sehingga maling 
    pun tidak mau masuk sebab tahu pemilik rumah belum tidur.
3. Tidak akan digigit anjing galak sebab kalau dikejar anjing dia akan jongkok tidak kuat berlari   
    sehingga anjing pun akan berhenti mengejarnya.





Thursday, July 5, 2012

DZIKIR, PIKIR DAN SYUKUR



DZIKIR, PIKIR, DAN SYUKUR
SEBAGAI SARANA MEMPERTEGUH IMAN

MUKADDIMAH

M
anusia adalah makhluk Allah yang dikaruniai akal sebagai perangkat yang sangat penting dalam rangka pemanfaatan alam. Sebagai makhluk pemilik akal, manusia dalam Al Qur’an disebut  dengan sebutan “ulil albab” yang artinya pemilik akal, pemilik pikiran, pemilik  pengertian, atau pemilik  kebijaksanaan.

            Dalam surat Ali Imran ayat 190 dan 191 Allah berfirman:

surah / surat : Ali Imran Ayat : 190
inna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi waikhtilaafi allayli waalnnahaari laaayaatin li-ulii al-albaabi

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
surah / surat : Ali Imran Ayat : 191
alladziina yadzkuruuna allaaha qiyaaman waqu'uudan wa'alaa junuubihim wayatafakkaruuna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi rabbanaa maa khalaqta haadzaa baathilan subhaanaka faqinaa 'adzaaba alnnaari

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Ciri-ciri orang  yang berakal, atau yang disebut oleh Allah dengan “ulil albab” yaitu :
1. Selalu dzikir (ingat) kepada Allah dalam segala situasi dan kondisi.
2. Selalu memikirkan tentang penciptaan makhluk yang ada di langit dan di bumi.
3. Selalu bersyukur sebagai manipestasi dari kesadaran atas keagungan Maha Pencipta.

A. DZIKIR

Menurut bahasa, dzikir artinya ingat. Dalam hal ini ingat kepada Allah SWT. Dalam bentuk lisan, dzikir adalah mengucapkan “Laa Ilaaha illallah” (Tidak ada
tuhan selain Allah). Namun pernyataan lisan saja tidak ada artinya kalau tidak diikuti dengan amal perbuatan yang sesuai dengan makna pernyataan yang diucapkan.

       Dalam pengertian yang seluas-luasnya, dzikir adalah memperhatikan kejadian alam sehingga akhirnya menyadari bahwa seluruh makhluk itu diciptakan oleh Al Kholik untuk dimanfaatkan oleh manusia dalam rangka pengabdian kepada-Nya.

Dzikir itu laksana tali yang menghubungkan antara diri kita dengan Al Kholik. Jika tali itu terputus maka hidup ini akan kehilangan kendali bagaikan layang-layang putus tali yang hanya bergerak mengikuti arah angin.

       Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 152  

surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 151
kamaa arsalnaa fiikum rasuulan minkum yatluu 'alaykum aayaatinaa wayuzakkiikum wayu'allimukumu alkitaaba waalhikmata wayu'allimukum maa lam takuunuu ta'lamuuna

151. Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan ni'mat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
     

       Dalam sebuah hadis Qudsi Rosulullah bersabda
قال الله تبارك وتعالی وإذا تقرب مني شبرا تقربت ذراعا       
       Artinya:
       Telah berfirman Allah Yang Maha Suci dan Maha Luhur, “Apabila ia mendekat kepada-Ku sejengkal maka Aku-pun mendekat kepadanya sehasta”. (Hadis Riwayat Bukhori dan Muslim)

       Allah itu Maha Mulia, maka alangkah terhormatnya orang yang selalu diingat oleh Allah Yang Maha Mulia. Diingat oleh Allah itu artinya senantiasa mendapatkan rahmat-Nya tanpa terputus.
  
 Dzikir atau ingat kepada Allah itu merupakan urusan hati yang indikatornya bisa terlihat dari amal perbuatan yang ditampakkannya.

       Allah berfirman dalam surat Al A’rof ayat 205:


surah / surat : Al-A'raf Ayat : 205
waudzkur rabbaka fii nafsika tadharru'an wakhiifatan waduuna aljahri mina alqawli bialghuduwwi waal-aasaali walaa takun mina alghaafiliina
205. Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.

B. P I K I R

       Manusia berpikir dengan menggunakan potensi akal sehat yang dimilikinya.
Produk berpikir adalah berupa ilmu pengetahuan, dan dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya manusia akan ma’rifat kepada Allah, jika dikehendaki-Nya.
      
       Itulah sebabnya banyak ayat-ayat Al Qur’an yang menganjurkan kepada manusia agar berpikir dengan akalnya. Allah sangat menghargai kepada orang-orang yang mau berpikir.
 Rosulullah s.a.w. bersabda:
تفکرا ساعة خير من عباد ة سنة ( رواه إبن حبان )                               
       Artinya:
                               Berpikir sesaat itu lebi baik daripada beribadah setahun (Riwayat Ibnu Hibban).
       Allah berfirman dalam surat Al Mujadalah (58) ayat 11: :
surah / surat : Al-Mujaadilah Ayat : 11
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu idzaa qiila lakum tafassahuu fii almajaalisi faifsahuu yafsahi allaahu lakum wa-idzaa qiila unsyuzuu faunsyuzuu yarfa'i allaahu alladziina aamanuu minkum waalladziina uutuu al'ilma darajaatin waallaahu bimaa ta'maluuna khabiirun
11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

       Yang menjadi obyek berpikir adalah makhluk ciptaan Allah karena akal manusia
tidak  mungkin memikirkan dzat Allah sebab Ia berada di luar jangkauan akal  serta tidak mungkin bisa dianalisis secara empiri oleh pemikiran manusia.

       Rosulullah bersabda:
  تفكروا في خلق الله ولا تفكروا فى الله  ( رواه البيهقی )
       Artinya:
       Berpikirlah kamu tentang makhluk ciptaan Allah dan janganlah kamu berpikir tentang dzat Allah. (Riwayat Abu Na’im dan Baihaki).

       Tanda-tanda kebesaran Allah bisa terlihat pada alam semesta dan pada diri kita

 Firman Allah dalam suarat Fusshilat (41) ayat 53:


surah / surat : Fushshilat Ayat : 53
sanuriihim aayaatinaa fii al-aafaaqi wafii anfusihim hattaa yatabayyana lahum annahu alhaqqu awa lam yakfi birabbika annahu 'alaa kulli syay-in syahiidun

53. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
       Allah menganjurkan agar manusia mulai berpikir dari obyek yang paling dekat yaitu dirinya sendiri kemudian benda-benda yang ada di sekitarnya akhirnya sampai kepada pemikiran yang menyeluruh terhadap seluruh alam semesta.


C. SYUKUR

       Berpikir merupakan  proses perenungan terhadap ciptaan Allah, sedangkan bersyukur   adalah memanfaatkan    segala ciptaan Allah itu sesuai  dengan
kehendak Pencipta-Nya. Semua karunia Allah itu perlu diolah dengan akal manusia agar kenikmatannya bisa bertambah.
     
 Dalam kaitan itulah Allah berfirman dalam surat Ibrahim ayat 7 :
surah / surat : Ibrahim Ayat : 7
wa-idz ta-adzdzana rabbukum la-in syakartum la-aziidannakum wala-in kafartum inna 'adzaabii lasyadiidun
7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".


       Ayat-ayat mengenai syukur dalam Al Qur’an bisa ditemukan lebih dari 60 ayat di antaranya An Nisa (4): 147; Luqman (31): 12; An Nahl (16): 114 dan sebagainya.

       Seseorang belum disebut bersyukur kepada Allah, kalau kenikmatan yang diperolehnya itu belum dimanfaatkan untuk sesuatu yang diridoi Allah. Jadi apabila nikmat yang diberikan Allah itu digunakan untuk sesuatu tindakan yang dibenci oleh Allah atau dengan kata lain untuk maksiat kepada-Nya,maka orang demikian berarti mengingkari kenikmatan itu sendiri yang dalam terminologi Islam disebut dengan kufur nikmat.

       Kalau kenikmatan itu berupa harta kekayaan maka hartanya akan dibelanjakan di jalan Allah. Kalau kenikmatan itu berupa ilmu maka ilmunya akan diamalkan untuk kemaslahatan dirinya dan manusia di sekitarnya. Dan kalau kenikmatan itu berupa pangkat dan kedudukan, maka kedudukan itu akan dimanfaatkan sebagai medan beramal salih dalam rangka pengabdian kepada Allah.

       Sungguh banyak karunia Allah yang telah diberikan kepada kita. Dan sungguh banyak pula nikmat Allah yang belum tersyukuri.

Firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 34:

surah / surat : Ibrahim Ayat : 34
waaataakum min kulli maa sa-altumuuhu wa-in ta'udduu ni'mata allaahi laa tuhsuuhaa inna al-insaana lazhaluumun kaffaarun
34. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni'mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni'mat Allah).

       Dalam surat Luqman ayat 27 Allah berfirman

surah / surat : Luqman Ayat : 27
walaw annamaa fii al-ardhi min syajaratin aqlaamun waalbahru yamudduhu min ba'dihi sab'atu abhurin maa nafidat kalimaatu allaahi inna allaaha 'aziizun hakiimun
27. Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah [1184]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

[1184] Yang dimaksud dengan "Kalimat Allah" ialah: Ilmu-Nya dan Hikmat-Nya.





KHATIMAH

       Dzikir, pikir, dan syukur merupakan trilogi yang saling berkait erat dan tidak bisa terpisahkan satu sama lain. Orang yang berdzikir pasti akan berpikir dan bersyukur. Sebaliknya pula orang yang tidak pernah berdzikir – tidak pernah ingat kepada Allah – tidak mungkin mau berpikir tentang kebesaran Allah dan tidak pula akan bersyukur atas segala karunia-Nya.

       Orang yang selalu ingat kepada Allah, pasti akan senantiasa menjaga segala perbuatannya dari tindakan-tindakan yang tidak diridoi-Nya. Dia akan memanfaatkan seluruh potensi dirinya, baik raga maupun jiwanya, untuk melasanakan ketaatan kepada Allah. Di kala ia mendapat kenikmatan, ia akan bersyukur dan di kala mendapat musibah ia akan bersabar.

       Bagaimana agar kita bisa mensyukuri nikmat Allah yang ada pada diri kita? Kita akan dapat mensyukuri nikmat, kalau nikmat yang kita miliki itu kita perbandingkan dengan nikmat yang lebih rendah yang ada pada orang lain.  Misalnya, kesehatan yang kita miliki, baru bisa kita sadar bahwa itu merupakan nikmat yang harus disyukuri, kalau kita perbandingkan dengan perasaan orang yang terganggu kesehatannya. Orang yang sakit matanya sebelah, masih akan bersyukur kalau ia perbandingkan dengan orang yang sakit kedua belah matanya.

Apabila karunia Allah yang ada pada kita diperbandingkan dengan karunia yang diberikan Allah kepada orang lain yang secara kuantitas dan kualitas lebih tinggi, maka kita akan merasakan bahwa karunia Allah pada diri kita selalu terasa sedikit jumlahnya. Hal inilah yang membuat kita lupa mensyukuri nikmat yang telah ada.

            Dalam hubungan itulah Rosulullah telah berpesan:
انظر إلى من هو اسفل منکم ولا تنظر إلی من هو فوقکم فهو ٱجدر ٱن لاتزدروا نعمة الله عليکم )رواه البخاري ومسلم )
           
Artinya:
 Pandanglah kepada orang yang lebih rendah daripada kamu, dan janganlah selalu memandang kepada orang yang di atas kamu, agar kamu tidak memandang kecil terhadap nikmat Allah atasmu. (Riwayat Bukhori dan Muslim).

       Dalam hal anugerah Allah yang diberikan kepada kita, hendaknya tidak kita perbandingkan dengan anugerah Allah yang ada pada orang lain yang mungkin lebih besar dan lebih banyak jumlahnya. Karena kalau anugerah Allah itu kita bandingkan dengan yang ada pada orang lain yang lebih besar, maka kita merasa belum mendapatkan apa-apa. Kita akan selalu merasa kekurangan, sehingga kita lupa mensykuri anugerah yang sudah ada pada diri kita. Demikian pula seandainya kita melakukan sesuatu kesalahan, janganlah diperbandingkan dengan kesalahan orang lain yang lebih besar, tapi bandingkanlah dengan kesalahan orang yang lebih kecil. Kalau kesalahan itu kita perbandingkan dengan yang lebih besar, maka kita merasa seolah-olah kesalahan kita itu tidak berarti apa-apa, sehingga kita tidak memiliki niat untuk memperbaiki diri .

                                    Mudah-mudahan Allah menggabungkan kita dengan orang-orang yang senantiasa mesyukuri nikmat-Nya.

اللهم ٱعني على ذكرك وشكرك وحسن عباد تك ٠
ربي اوزعني ٱن ٱشكر نعمتك التي ٱنعمت علي وعلى والدي وٱن ٱعمل صالحا ترضاه وٱدخلني برحمتك في عبادك الصالحين ٠
ٱمين يامجيب السائلين  يا غفور الرحيم ٭
   

NAMA-NAMA BULAN HIJRIYAH DAN MAKNANYA

Kaum muslimin banyak menggunakan penanggalan Hijriyah dalam kehidupan sehari-hari di samping penanggalan Masehi. Penulisan penanggalan Hijriyah biasanya ditulis dengan hurup berukuran kecil pada kalender penanggalan masehi, tapi ada juga lembaga tertentu yang menerbitkan kalender khusus penanggaan Hijriyah.

Kalau perhitungan tahun Masehi diperkirakan dimulai dari persitiwa kelahiran Isa AL Masih sedangkan perhitungan tahun Hijriyah diawali dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad s.a.w dari kota Mekah ke kota Medinah.

Jumlah bulan Hijriyah sama dengan jumlah bulan dalam penanggalan Masehi yaitu sama-sama 12 bulan. Perbedaanya yaitu bulan-bulan Hijriyah lamanya antara 29 dan 30 hari sedangkan bulan-bulan Masehi antara 30 dan 31 hari kecuali bulan Februari hanya 28 hari dan setiap empat tahun sekali menjadi 29 hari. Perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan dasar perhitungannya. Bulan-bulan Hijriyah dihitung berdasarkan peredaran bulan sedangkan bulan-bulan masehi dihitung berdasarkan peredaran matahari.


Jumlah hari dalam satu tahun menurut perhitungan Hijriyah adalah 6 X 29 hari ditambah 6 X 30 hari sama dengan 354 hari. Sedangkan bulan Masehi berjumlah 365 hari sehingga selisih 11 hari. Oleh karena itu bisa kita lihat misalnya Hari Raya Idul Fitri selalu maju 11 hari kecuali kalau bulan Februarinya berjumlah 29 hari. Jadi  kalau tahun lalu 2011 Idul Fitri jatuh pada tanggal 30 Agustus  maka pada tahun 2012 maju 11 hari berarti pada 19 Agustus. 

Nama-nama bulan Hijriyah adalah:

1. Muharram, artinya yang diharamkan untuk berperang; Pada bulan ini Allah mengharamkan kaum Muslimin untuk berperang kecuali kalau mereka diserang musuh. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an :

surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 194
alsysyahru alharaamu bialsysyahri alharaami waalhurumaatu qisasun famani i'tadaa 'alaykum fai'taduu 'alayhi bimitsli maa i'tadaa 'alaykum waittaquu allaaha wai'lamuu anna allaaha ma'a almuttaqiina
194. Bulan haram dengan bulan haram [118], dan pada sesuatu yang patut dihormati [119], berlaku hukum qishaash. Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

2. Shafar, artinya daun yang menguning;


Shafar menurut arti katanya adalah  kuning. Hal ini dihubungkan dengan keadaan alam yang biasanya terjadi pada bulan itu yakni menguningnya daun-daun karena panas yang sangat terikt.

3. Rabi’ul Awwal, artinya musim semi pertama;

Robi'ul awal itu artinya seperempat pertama karena bulan ini merupakan bulan ketiga dari dua belas bulan atau bisa kita artikan sebagai triwulan pertama. Bulan ini sering juga disebut bulan Maulid ang artinya kelahiran, karena pada tanggal duabelas  Robi'ul Awal Nabi Muhammad s.a.w dilahirkan.

4. Rabi’uts Tsani, artinya musim semi yang kedua;
    Artinya seperepat kedua atau dalam bahasa kita sehari-hari yaitu triwulan kedua karena bulan ini merupakan bulan keempat.



5. Jumadil Awwal, artinya masa air membeku yang pertama;
    Jumud dalam bahasa Arab artinya beku, jadi bulan ini adalah bulan mulai terjadinya musim dingin pertama.


6. Jumadits Tsani, artinya masa air membeku yang kedua;
     Bulan ini merupakan bulan musim dingin yang kedua.


7. Rajab, artinya masa air yang membeku mulai mencair. Pada bulan ini air yang membeku mulai mencair, berarti suhu udara mulai naik lagi.

8. Sya’ban, artinya lembah-lembah yang mulai ramai digarap penduduk untuk bercocok tanam atau beternak; Pada bulan ini kaum Felahin atau para petani mulai menggarap lahan pertaniannya.

9. Ramadhan, artinya panas yang membakar. Romadho artinya membakar. Bulan ini diberi nama Romadhon karena suhu udaranya panas seperti terbakar. Pada bulan ini kaum Muslimin diwajibkan berpuasa selama saatu bulan. kaarena itu sering kita dengar bahwa bulan Romadhon itu merupakan bulan pembakaran dosa.

10. Syawwal, artinya peningkatan panas yang membakar tersebut. Bulan Syawal ini lebih panas dari Ramadhon karena itu disebut Syawal yang artinya peningkatan. Dikaitkan dengan bulan Rmadhon yang diisi dengan ibadah shaum sebagai pelatihan diri, maka bulan Syawal diartikan sebaai bulan peningkatan kualitas diri setelah melaksanakan shaum. Pada tanggal 1 Syawal kaum Muslimin menyambutnya sebagai Hari Raya Idul Fithri yang atinya kembali kepada fithrah kesucian diri.

11. Dzul Qa’dah, artinya yang di dalamnya banyak orang yang hanya duduk-duduk karena panasnya udara. Disebut Dzulqo'dah Bulan ini merupakan bulan istirahat di rumah. Orang-orang jarang ke luar rumah karena panasnya udara luar.




12. Dzulhijjah artinya yang di dalamnya ada haji. Disebut Dzulhijjah karena pada bulan  inilah  kaum muslimin melaksanakan ibadah haji di Mekah dan sekitarnya. Pada waktu para jama'ah haji sedang wuquf di Padang Arafah  tanggal 9 Dzulhijjah, maka orang-orang yang tidak ikut menjadi jama'ah haji yaitu yang ada di negerinya masing-masing, dianjurkan untuk berpuasa dan pada esok harinya tanggal 10 Dzulhijjah dianjurkan untuk memotong hewan qurban. Dalam masyarakat Jawa bulan ini disebut juga bulan Rayagung yang artinya Hari Raya Agung yaitu hari raya qurban yang terjadi tanggal sepuluh.

Allah  menciptkan matahari dan bulan yang beredar pada waktu yang pasti sehingga  manusia bisa menentukan waktu dari perdearan itu. Dijelaskan dalam Al Qur'an:




surah / surat : Yunus Ayat : 5
huwa alladzii ja'ala alsysyamsa dhiyaa-an waalqamara nuuran waqaddarahu manaazila lita'lamuu 'adada alssiniina waalhisaaba maa khalaqa allaahu dzaalika illaa bialhaqqi yufashshilu al-aayaati liqawmin ya'lamuuna
5. Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak [669]. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.

[669] Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.

Billahit taufiq wal hidayah

Tuesday, July 3, 2012

TRAGEDI CINTA ANAK ADAM

SAUDARA KEMBAR TERMASUK KEPADA SAUDARA KANDUNG

surah / surat : Al-Maidah Ayat : 27

27. Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".
surah / surat : Al-Maidah Ayat : 28

28. "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam."
surah / surat : Al-Maidah Ayat : 29


29. "Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim."
surah / surat : Al-Maidah Ayat : 30
fathawwa'at lahu nafsuhu qatla akhiihi faqatalahu fa-ashbaha mina alkhaasiriina
30. Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.


Menurut riwayat, anak-anak Nabi Adam a.s. dari Siti Hawa itu jumlahnya banyak dan setiap lahir selalu kembar silang yaitu satu laki-laki dan satu perempuan. Karena jumlah manusia pada saat itu hanya satu keluarga saja, maka syari'at membolehkan kawin dengan saudara kandung tapi tidak boleh dengan saudra sekembaran.

Putera Nabi Adam yang bernama Qobil lahir bersama seorang puteri yang bernama Iqlima yang setelah dewasa memiliki wajah paling cantik. Sedangkan anak laki-laki yang bernama Habil dilahirkan bersama adik kembarannya bernama Labuda. Menurut hukum perekawinan pada masa itu Qobil harus menikah dengan Labuda sedangkan Habil harus  dengan Iqlima. Akan tetapi peraturan ini tidak diterima oleh Qobil karena ia tetap ingin menikah dengan adik kembarannya yang bernama Iqlima yang lebih cantik.

Peristiwa itu menimbulkan ketegangan dalam hubungan kakak beradik antara Qobil dengan Habil. Mereka mengadukan masalah itu kepada ayahandanya, Nabi Adam.  Sang ayah tetap mempertahankan ketentuan Allah, agar Qobil menikah dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima. Karena Qobil tetap menolak akhirnya masalah itu diserahkan kepada Allah dengan melakukan penyembelihan hewan qurban. Barangsiapa yang diterima qurbannnya, maka dialah yang berhak menikah dengan Iqlima.
Ternyata Habil diterima qurbannya, berarti dialah yang berhak menikah dengan Iqlima. Hal itu menimbulkan kemarahan Qobil kepada Habil, adiknya sendiri, lalu Habil pun dibunuhnya.
Inilah tragedi cinta yang paling awal yang menimpa anak manusia, yang diabadikan dalam Al Qur'an surat Al Maidah tersebut di atas.

Setelah membunuh Habil, Qobil pun merasa bingung harus dibagaimanakan mayat adinya itu. Di saat kebingungan maka Allah memperlihatkan kepadanya dua ekor burung gagak yang berkelahi hingga yang satu mati. Burung gagak yang masih hidup itu lalu menggali tanah dengan paruhnya dan bangkai lawannya dikuburkan ke dalam lubang tanah itu lalu ditimbunnya. Hal ini diceriterakan dalam Al Qur'an surat Al Maidah ayat 31.


surah / surat : Al-Maidah Ayat : 31
faba'atsa allaahu ghuraaban yabhatsu fii al-ardhi liyuriyahu kayfa yuwaarii saw-ata akhiihi qaala yaa waylataa a'ajaztu an akuuna mitsla haadzaa alghuraabi fauwaariya saw-ata akhii fa-ashbaha mina alnnaadimiina
31. Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya [410]. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.

[410] Dipahami dari ayat ini bahwa manusia banyak pula mengambil pelajaran dari alam dan jangan segan-segan mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya.
Perbuatan burung gagak itu pun ditiru oleh Qobil lalu dia menggali tanah dan menguburkan mayat adiknya itu. 

Maka janganlah terlalu heran kalau hingga sekarang  banyak laki-laki berkelahi untuk saling membunuh hanya gara-gara wanita, bagaikan sang jantan berebut betina. Sungguh perempuan itu bisa menjadi sahabat setia tapi bisa juga  menjadi racuuuuuuun duniaaaaaa........!